AIR MATA

aku datang
pada tempat terakhir
melewati lapangan parkir
menembus gerimis yang getir

tangis dan mata-mata yang berkaca
menyambutku dengan pelukan hangat
menyentuh jiwa

sore itu semakin pucat tanpa tawa
kuhadapkan wajah
menyelingi waktu besuk yang hampir tiba

setelah itu, kulihat sosoknya
teronggok tak berdaya
dan sekali lagi,
mengalirlah bulir-bulir air mata

doa-doa pun berguguran
mengiringi bekas luka,
lebam wajah dan remuk tulang yang menderita

kasihi dia ya Allah
pulihkan ia dengan obat-Mu
yang paling mujarab sepanjang masa

Kota Hujan, 17 November 2009

Puisi ini kupersembahkan untuk muridku Habibah... semoga lekas sembuh!
  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

0 Response to "AIR MATA"