AIR MATA
aku datang
pada tempat terakhir
melewati lapangan parkir
menembus gerimis yang getir
tangis dan mata-mata yang berkaca
menyambutku dengan pelukan hangat
menyentuh jiwa
sore itu semakin pucat tanpa tawa
kuhadapkan wajah
menyelingi waktu besuk yang hampir tiba
setelah itu, kulihat sosoknya
teronggok tak berdaya
dan sekali lagi,
mengalirlah bulir-bulir air mata
doa-doa pun berguguran
mengiringi bekas luka,
lebam wajah dan remuk tulang yang menderita
kasihi dia ya Allah
pulihkan ia dengan obat-Mu
yang paling mujarab sepanjang masa
Kota Hujan, 17 November 2009
Puisi ini kupersembahkan untuk muridku Habibah... semoga lekas sembuh!
pada tempat terakhir
melewati lapangan parkir
menembus gerimis yang getir
tangis dan mata-mata yang berkaca
menyambutku dengan pelukan hangat
menyentuh jiwa
sore itu semakin pucat tanpa tawa
kuhadapkan wajah
menyelingi waktu besuk yang hampir tiba
setelah itu, kulihat sosoknya
teronggok tak berdaya
dan sekali lagi,
mengalirlah bulir-bulir air mata
doa-doa pun berguguran
mengiringi bekas luka,
lebam wajah dan remuk tulang yang menderita
kasihi dia ya Allah
pulihkan ia dengan obat-Mu
yang paling mujarab sepanjang masa
Kota Hujan, 17 November 2009
Puisi ini kupersembahkan untuk muridku Habibah... semoga lekas sembuh!
0 Response to "AIR MATA"