kebohongan macam apa? membatu menderu memfosil dan menghilang tanpa bias kini kata-kata jadi kering tersapu hanyut dalam ragu kukepingkan sebaris kata tanpa koma aneka tanda dan aksara terjemahkan sendiri dalam kerianganmu masing-masing menyebut mengubur tanya
di sini terbisik keraguan mencekam memberontak malu-malu mengadu hempas dalam buntu masih kueja sendiri kusangsikan hati penuh sayap kelabu dan kau terbangkan kebenaran jadi sekelam itukah? jadi sekejam itukah? payah hampa membisik mengguyurkan titik-titik gerimis dan begitulah membingkai hatiku yang sunyi dalam bentuk yang paling sunyi.
Siapa yang tidak kenal kopi, minuman yang satu ini tidak asing lagi bagi kita, baik kopi hitam, kopi pahit, kopi manis, dicampur dengan skim, susu, tetap saja nikmat. Saya sendiri, sebagai wanita sangat menyukai kopi, bisa menemani di kala suntuk maupun ngantuk, karena kopi memang bukan hanya milik laki-laki... biasanya saya mengkonsumsi kopi tanpa ampas dengan campuran vanila yang yummy, tak perlu merepotkan gigi dan tak menimbulkan kesan kasar di lidah, selain itu kopi tersebut juga tidak membuat saya mulas dan memancing untuk ke belakang, entahlah mungkin itu hanya sugesti. Baru-baru ini, saya mendapat sebuah pendapat seseorang yang mengaitkan kopi dengan kepribadian seseorang...penasaran? Simak artikel berikut ini.
Dengan serbuk mimpi aku bernyanyi
melukiskan romantisme kata-kata
bersama senja yang pulang dengan binasa
bersama kecewa
tapi di sinilah terlahir
sajak-sajakku
yang dijaga musim penuh
rahasia berbahasa
melukiskan seribu mimpi
kata-kata